Pertama Di Indonesia,Tubaba Akan Bangun Museum Etnografi Sumatra Berkelas Dunia

20190927_233222.jpg

Sigerpost.com – Tubaba – Museum menjadi destinasi yang tepat untuk menambah wawasan ketika musim libur tiba. Banyaknya museum yang memuat koleksi penting, kisah sejarah yang menarik, dan arsitektur bangunan yang indah berhasil menggaet lebih banyak pengunjung.

Themed Entertainment Association (TEA) and AECOM merilis daftar 10 museum paling populer di dunia, paling banyak dikunjungi pada 2017, berdasarkan The Global Attractions and Attendance Report, museum Louvre, Paris, Perancis paling populer di dunia.

Museum Louvre, Perancis

Museum Louvre, salah satu museum terbesar di dunia, memuat benda seni bersejarah dan benilai tinggi di dunia. Salah satu yang paling terkenal adalah Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. Museum Lovre resmi dibuka tahun 1793. Pada 2017 museum ini dikunjungi oleh 8,1 juta orang.

Sedangkan Museum paling populer didunia versi Trivadvisor di tempati oleh The Metropolitan Museum of Art New York, New York, Amerika Serikat.

Met Gala adalah satu dari banyak acara bergengsi yang digelar di museum ini. Turis yang sudah pernah berkunjung mengatakan kalau butuh waktu lebih dari sehari untuk bisa menikmati seluruh karya seni yang dipajang di setiap sudut museum ini.

Dan yang tidak kalah menariknya adalah National Museum of Anthropology, Kota Meksiko. Museum Meksiko ini dibentuk dari banyak suku yang sebelumnya mendiami negara tersebut. Suku-suku itu meninggalkan banyak benda bersejarah yang tersimpan dengan baik di museum ini. Yang dipajang mulai dari benda seni sampai reruntuhan bangunan kuno. Museum ini masuk dalam daftar 7 besar museum terpopuler di dunia versi Trivadvisor.

Dari sekian banyak Museum paling populer didunia adalah museum berkonsep Etnografi yang menjadi juaranya. museum seni,antropologi dan etnografi yang paling banyak di kunjungi di dunia.

Dalam rangka merangkum antropologi,seni dan etnografi beserta sejarah Pulau Sumatra, Bupati Tulang Bawang Barat melakukan Inventarisasi Jejak etnik Suku suku dipulau Sumatra yang akan di sajikan dalam etalase Museum Etnografi Tubaba.

Provinsi jambi menyimpan sejarah purbakala, situs sejarah Candi Muaro Jambi tak pelak menjadi Rundown inventarisasi objek yang akan menghiasi etalase museum etnografi sumatra.


Bupati Tulang Bawang Barat Disambut secara adat oleh Bupati Rejang Lebong, Bengkulu, Sabtu (20/9/2019). Pada kesempatan itu Bupati Tubaba diajak melihat koleksi sejarah warisan leluhur Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Rumah Gadang, Sumbar


Arsitektur Museum Etnografi Tubaba akan di Bangun dengan Konsep kombinasi etnik dan modern. Warga dunia jika ingin mengetahui peradapan tradisional suku suku di Sumatra maka dengan berkunjung ke museum ini akan memberikan wawasan Etnografi yang epic, komprehensif dan Instagramable.

Arsitek Gede Krisna (topi Koboy ) Bersama Bupati Tulang Bawang Barat Di Ekspedisi Go To Sumatra

Sepekan Dalam misi ekspedisi antropologi ini, Bupati Tulang Bawang Barat beserta segenap pejabat Pemkab Setempat didampingi oleh Arsitek Recycle etnik yaitu Gede Krisna.

Dinding Kantor Arsitek Gede Krisna
Toilet Kantor Gede Krisna menggunakan Bambu untuk Shower

Arsitek yang berkantor di Rumah intaran, Bali ini akan membantu merancang Museum Etnografi Sumatra yang akan di bangun di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2020 ini.

Arsitek Gede Krisna di kenal karena karyanya yang otentik clasic dan yang paling menonjol adalah ramah lingkungan, karena material yang digunakan bahan bahan bekas seperti Kayu,bambu dan batu, jarang sekali menggunakan Material Pabrikan.

Bahkan di Kantor nya di Rumah Intaran semua bahan bangunan nya menggunakan material lokal. Dinding kantornya Menggunakan anyaman keranjang, atap kantornya menggunakan Bambu. Wastapelnya dari batu dan shower nya terbuat dari bambu. Semua itu dirancang langsung oleh Gede Krisna dibantu oleh para Artisan nya (sebutan Pekerja Gede Krisna).

Seperti apa jadi nya museum Etnografi Sumatra yang akan di Bangun di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang juga melibatkan arsitek Gede Krisna?

Menurut Kepala Perencanaan Dinas PUPR Tubaba Sadarsyah, SH,MH mengatakan ” secara prinsip konsep museum Etnografi Sumatra sudah Clear, Desain gambar Nya hampir selesai. Ada beberapa unsur yang kami rasa penting untuk di dipertimbangkan dalam Desain museum ini yaitu terkait local genius, konsep nya museum ini menyajikan antropologi suku suku di Sumatra maka di rasa perlu memasukan arsitektur masing masing suku suku tersebut dalam desain. Kedua, karena museum etnografi ini pertama kali di Indonesia maka perlu koordinasi dan konsolidasi langsung dengan para raja raja atau pemuka adat di Sumatra,” kata Sadarsyah.

Kami berharap agenda pembangunan museum Etnografi ini di ridhoi Allah dan semoga berjalan lancar sesuai rencana dan direstui oleh semua tokoh tokoh di Sumatra dan para leluhur Sumatra,” tutupnya. (Mhd)

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *